Makalah Hakikat Mipa



MAKALAH
DASAR – DASAR PMIPA
“ HAKIKAT MIPA ”



DISUSUN OLEH:
NAMA       : AYU MELATI          
NIM           : A1C312026

DOSEN PENGAMPU:
Dra. Jufrida, M.Si.




Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jambi
2013 
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat, hidayat dan karunia-NYA saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Hakikat MIPA”. Makalah  ini berisi tentang hakikat MTK, hakikat IPA, dan nilai-nilai IPA serta keterbatasan IPA.
Pada kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dra. Jufrida, M.Si sebagai Dosen Pengampu yang telah bersedia memeberikan waktunya, perhatiannya, serta bimbingannya dalam penyelesaian makalah ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungannya hingga makalah ini dapat diselesaikan.
Saya menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, karena terbatasnya ilmu yang  dimiliki, untuk itu saya  mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk lebih menyempurnakan makalah saya di masa yang akan datang. Akhirnya, saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan sumbangsih serta manfaat bagi kita semua.

Jambi, 21 oktober 2013

Penyusun


Ayu melati













BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Di dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita mendengarkan dari banyak orang mengatakan ipa itu sulit apalagi, khususnya bagi para pelajar beranggapan bahwa Matematika adalah ilmu yang memusingkan dan menyulitkan. Ditambah lagi dengan matematika yang berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Sebagaimana para pelajar mengartikan bahwa matematika adalah ilmu hitung menghitung yang hanya berhubungan dengan angka, sementara IPA adalah ilmu yang berhubungan dengan lingkungan kehidupan sekitar dan mahluk hidup. Jadi , bagaimana bisa ada keterkaitan antara kedua ilmu tersebut,melihat perkembangan zaman sekarang ini jauh lebih berkembang dari sebelumnya Khususnya pada bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang mana hal tersebut sangatterkait dengan perkembangan ilmu bahasa dan ilmu hitung-menghitung. Ilmu bahasa disini bukan semata-mata kita berkembang dalam hal bahasa yang biasa kita gunakan setiap hari tetapi ilmu bahasa ini justru lebih mendalam, singkat dan pasti serta dapat digunakan sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehrai-hari.
Terkait dengan hal diatas maka melalui makalah ini penulis ingin menyampaikan beberapa kelebihan dan peranan Matematika dalam Ilmu Pengetahuan Alam itu sndiri agar dapat menjadi suatu pegangan untuk kita semua khususnya yang bergelutik di bidang Matimatika.

1.2     Rumusan Masalah
1.         Jelaskan tentang Hakikat MIPA !
2.         Bagaimana Hakikat Matematika dari beberapa para ahli ?
3.         Bagaimana Hakikat IPA dari beberapa para ahli ?
4.         Apa saja Nilai-nilai IPA ?
5.         Sebutkan beberapa keterbatasan IPA ?

1.3     Tujuan Penulisan
1.      Menumbuhkembangkan arti yang pasti tentang Matematika yang sesungguhnya kepada pelajar dan masyarakat banyak.
2.      Memberikan semangat kepada para pelajar agar tidak menjadikan matematika sebagai suatu pelajaran yang ditakuti.
3.      Menjelaskan kepada para pelajar khususnya dan pada masyarakat umumnya mengenai nilai-nilai matematika dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
4.      Menjadikan para pelajar dan masyarakat lainnya mengerti mengenai matematika yang bukan hanya bergelutik dalam hitung-menghitung saja tetapi juga berhubungan dengan gaya bahasa alam dan teknologi.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Pengertian Hakikat
Menurut bahasa hakikat kebenaran atau sesuatu yang sebenar-benarnya atau asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu.
2.2     Hakikat MIPA
Matematika dengan IPA merupakan ilmu dasar yang mempunyai saling keterkaitan yang sangat erat. IPA tidak mungkin dapat dikembangkan tanpa bantuan Matematika, sehingga mendorong Matematika untuk lebih berkembang. Matematika dan IPA juga bersama-sama mengembangkan kemajuan teknologi. Teknologi berkembang dengan pesat karena bantuan MIPA. Karenanya karakteristik dari Matematika perlu diketahui oleh guru IPA dan sebaliknya karakteristik IPA perlu diketahui oleh guru Matematika. Wawasan tentang MIPA yang dimiliki oleh guru-guru MIPA disekolah menengah akan dapat memberikan bekal yang positif dalam menyampaikan materi-materi MIPA.
Matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia berhubungan dengan ide dan penalaran. Ide-ide yang dihasilkan oleh pikiran-pikiran manusia itu merupakan sistem-sistem yang bersifat untuk menggambarkan konsep-konsep abstrak, dimana masing-masing sistem bersifat deduktif sehingga berlaku umum dalam menyelesaikan masalah. Dari istilah, IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya. Hal ini berarti IPA mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa, dan gejala-gejala yang muncul di alam. Ilmu dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan yang bersifat objektif. Jadi dari sisi istilah IPA adalah suatu pengetahuan yang bersifat objektif tentang alam sekitar beserta isinya. Hakekat MIPA adalah Ide-ide yang dihasilkan oleh pikiran-pikiran manusia yang bukan hanya bergelutik dalam hitung-menghitung saja tetapi juga berhubungan dengan ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya dan teknologi.

2.3     Hakikat Matematika
Ø  Pengertian
Beberapa pandangan para ahli tentang Hakikat Matematika :
1.        Matematika menurut James dan James (1976)
Dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan lainnya dengan jumlah yang banyak. Matematika timbul karena pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran. Matematika terdiri dari empat wawasan yang luas ialah aritmetika, aljabar, geometri dan analisis. Namun, ada pula kelompok Matematikawan yang berpendapat bahwa statistika bukan bagian dari Matematika. Ia berpendapat bahwa Matematika adalah ilmu tentang struktur yang bersifat deduktif atau aksiomatik, akurat, abstrak, ketat, dan semacamnya.
2.        Matematika Menurut Kline (1973)
Matematika itu bukan pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam.
3.        Matematika Johnson & Rising (1972)
Ia menyatakan bahwa Matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa symbol mengenai ide daripada mengenai bunyi. Matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat dalam teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsure yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya adalah ilmu tentang keteraturan pola atau ide, dan matematika itu adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada keterurutan dan keharmonisannya. Jadi, jelas bahwa Matematika adalah ilmu deduktif
4.        Matematika menurut Kurikulum 2004
Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima sehingga keterkaitan antara konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas.
5.        Matematika menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Kurikulum 2006)

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang, dan diskrit. Untuk mengusai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
6.        Matematika menurut Leonard (2009)
Menyatakan bahwa matematika dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari bilangan dan bangun serta konsep-konsep yang berkenaan dengan kebenarannya secara logika menggunakan simbol-simbol yang umum serta aplikasi dalam bidang lainnya. Matematika adalah dasar dari berbagai ilmu, seperti kata pepatah yang menyatakan apabila kamu mampu menguasai matematika dan bahasa maka kamu akan mampu menguasai dunia. Hal itu berarti matematika mempunyai peranan penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang lainnya serta mampu menjawab permasalahan-permasalah yang ada dan dapat dipertanggung jawabkan. Seperti yang telah dipaparkan oleh  Andrea J. O'Connor  yang dikutip oleh leonard (2009) bahwa "Mathematic is used by engineers to solve a very wide range of problem, including design calculations for building, machines, electronic components or chemical plants".
7.        Matematika menurut Benjamin Peirce
Ia menyebutkan bahwa  matematika sebagai “ilmu yang menggambarkan simpulan-simpulan yang penting”.
8.       Reys – dkk (1984)
Matematika adalah telaahan tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat.
Ø  Hakikat matematika
Ø  Matematika adalah ilmu tentang struktur
Sebab berkembang dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke postulat/aksioma, dan ke dalil/teori. Komponen-komponen matematika ini membentuk suatu sistem yang saling berhubungan dan terorganisir dengan baik.
Ø  Matematika adalah ilmu deduktif
Sebab dalam Matematika tidak menerima generalisasi yang berdasarkan pada observasi, eksperimen, coba-coba (induktif) seperti halnya ilmu pengetahuan alam dan ilmu-ilmu pengetahuan umumnya. Kebenaran generalisasi dalam Matematika harus dapat dibuktikan secara deduktif.
Ø  Matematika adalah ilmu tentang pola dan hubungan
Sebab dalam Matematika sering dicari keseragaman seperti keterurutan, dan keterkaitan pola dari sekumpulan konsep-konsep tertentu atau model-model tertentu yang merupakan representasinya, sehingga dapat dibuat generalisasinya untuk membuktikan kebenarannya secara deduktif.
Ø  Matematika adalah Bahasa, sebab Matematika merupakan bahasa simbol yang berlaku secara universal (internasional) dan sangat padat makna dan pengertiannya.
Ø  Matematika adalah seni, sebab dalam matematika terlihat adanya unsur keteraturan, keterurutan, dan ketetapan (konsisten), sehingga matematika indah dipandang dan diresapi seperti seni.
Ø  Matematika disebut ratunya ilmu, karena matematika adalah bahasa , ilmu deduktif, ilmu tentang pola keteraturan, ilmu tentang struktur yang terorganisasikan dengan baik dan merupakan alat serta pelayanan ilmu lainnya.
2.4     Hakikat IPA
Ø  pengertian
          Berikut ini beberapa pandangan para ahli :
1.        Fisher (1975:5)
Menyatakan kata IPA berasal dari bahasa latin, yaitu scienta yang arinya secara sederhana adalah pengetahuan (knowledge). Kata IPA mungkin juga berasal dari bahasa Jerman, yaitu Wissenchaft yang artinya sistematis, pengetahuan yang terorganisasi. IPA diartikan sebagai pengetahuan yang secara sistematis tersusun dan bersama-sama dalam suatu urutan terorganisasi, misalnya : pengetahuan tentang fisika, biologi dan kimia.

2.        Jenkins & Whitefield :1974; Conant : 1975)
IPA merupakan rangkaian konsep dan skema konseptual yang saling berhubungan dan dikembangkan dari hasil eksperimentasi dan observasi serta sesuai untuk ekperimentasidan observasi berikutnya

3.        Brownowski
IPA merupakan organisasi pengetahuan dengan suatu cara tertentu berupa penjelasan lebih lanjut mengenai hal-hal yang tersembunyi yang ada di alam.
1) IPA adalah penguasaan dunia atas lingkungannya.
2) IPA adalah suatu pengetahuan yang memepelajari tentang materi dunia.
3) IPA adalah metode eksperimental
4) IPA berusaha menuju kepada kebenaran melalui penyimpulan logis dari hasil pengamatan empiris.

4.        Davis
IPA merupakan organisasi pengetahuan yang diperoleh dengan cara-cara tertentu berupa penjelasan lebih lanjut mengenai hal-hal yang tersembunyi yang ada di alam.

5.        Chalmers
IPA didasari hal-hal yang dilihat, didengar, diraba, dan lain-lain. IPA bersifat obyektif dan dapat dibuktikan IPA merupakan batang tubuh pengetahuan yang diperoleh melalui metode yang didasarkan observasi.

Ø  Hakikat IPA
Ø  IPA sebagai Institusi, yaitu eksistensinya dalam masyarakat yang merupakan suatu bidang profesi seperti halnya bidang-bidang profesi yang lainnya (hukum, kedokteran,dsb ).
Ø  IPA sebagai kumpulan pengetahuan ilmiah yang telah disusun secara logis dan sistematis.
Ø  IPA sebagai suatu metode yang mempunyai langkah-langkah tertentu yang merupakan pola berpikir deduktif dan induktif.
Ø  IPA sebagai suatu alat untuk menguasai dan memelihara alam serta mengembangkan produksi guna kesejahteraan manusia.
Ø  IPA sebagai suatu faktor utama yang mempengaruhi kepercayaan, pola berpikir dan sikap manusia terhadap alam semesta.
Ø  Intinya bahwa IPA dapat dilihat dari dua dimensi, yang pertama IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan ilmiah yang disusun secara logis dan sistematis, yang kedua IPA dapat dilihat dari segi proses atau metodologi untuk mendapatkan IPA itu.
2.5     Nilai-nilai IPA
a.       Nilai-Nilai Sosial dari IPA
1)      Nilai etik dan estetika dari IPA

Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai nilai-nilai etik dan estetika yang tinggi. Nilai-nilai itu terutama terletak pada sistem yang menetapkan ‘kebenaran yang objektif’ pada tempat yang paling utama. Adapun proses IPA itu sendiri dapat dianggap sebagai suatu latihan mencari, meresapkan, dan menghayati nilai-nilai luhur.
2) Nilai moral humaniora dari IPA
Nilai-nilai moral atau humaniora dari IPA nampaknya mempunyai dua muka yang berlawanan arah. Muka yang menuju kepada cita-cita kemanusiaan yang luhur sedang muka yang lain menuju kepada tindak immoral yang tidak saja dapat melenyapkan nilai-nilai luhur namun dapat melenyapkan eksistensi manusia itu sendiri.
IPA dan teknologi sekedar alat yang sangat tergantung dari manusianya yang berada di belakang alat itu, untuk apa itu akan digunakan. Dengan kata lain, IPA itu sendiri adalah ‘suci’, yang tidak suci itu ialah manusianya.
3) Nilai ekonomi dari IPA
Seorang ahli IPA, mungkin ia telah bertahun-tahun melakukan suatu penelitian. Katakanlah ia menemukan suatu kaidah dari suatu fenomena tertentu. Apakah temuannya itu mempunyai niali ekonomi? Memang tidak dapat dikatakan dengan tegas karena nilai ekonominya tidak langsung. Ini baru menjadi kenyataan bila temuan itu dapat digunakan untuk memproduksi sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat.lain daripada itu, bagi sang penemu, keberhasilannya itu dapat meningkatkan harga diri atau kepercayaan masyarakat terhadap dirinya. Ini berarti temuannya itu dapat memberi ‘nilai tambah’ bagi dirinya.

b.        Nilai-Nilai Psikologis/Paedagogis IPA

1) Sikap mencintai kebenaran
IPA selalu mendambakan kebenaran yaitu kesesuaiannya pikiran dan kenyataan. Oleh karena itu mereka yang selalu terlibat dalam proses IPA diharapkan mendapatkan imbas atau dampak positif berupa sikap ilmiah yang demikian itu.
2) Sikap tidak purbasangka
Kita boleh saja mengadakan dugaan yang masuk akal (hipotesis) asal dugaan itu diuji kebenarannya sesuai dengan kenyataannya atau tidak, baru menetapkan kesimpulan. Dalam kehidupan sehari-hari sikap purbasangka sangat sering menimbulkan bencana pertengkaran dan hidup ini menjadi tidak tenang dan tidak bahagia.
3) Sadar bahwa kebenaran ilmu yang diciptakan manusia itu tidak pernah mutlak
Kesimpulan seorang ilmuwan dapat hanya berlaku untuk sementara atau menyadari bahwa pengetahuan yang ia dapat itu baru sebagian, maka hal ini akan menjadikan orang itu bersikap rendah hati dan tidak sombong.
4) Yakin akan adanya tatanan alami yang teratur dalam alam semesta ini
Dengan mempelajari tentang hubungan antar gejala alam dan mendapatkan/menemukan adanya kaidah-kaidah atau hukum-hukum alam yang ternyata begitu konsisten aturan-aturannya maka orang akan menyadari bahwa alam semesta ini telah ditata dengan sangat teratur. Hal ini dapat memberikan pengaruh positif untuk meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
5) Bersikap toleran atau dapat menghargai pendapat orang lain
Menyadari bahwa pengetahuan yang ia miliki bersifat tidak mutlak sempurna maka ia dapat menghargai pendapat orang lain ternyata lebih mengetahuinya atau lebih sempurna untuk memperbaiki, melengkapi, maupun untuk meningkatkan pengetahuannya.
6) Bersikap tidak putus asa
Orang-orang yang berkecimpung dalam IPA, mereka menggali atau mencari kebenaran. Mereka akan bahagia bila mendapatkan kebenaran yang mereka yakini itu. Apalagi bila kebenaran itu juga dapat membuat orang lain sejahtera dan bahagia dalam hidupnya. Oleh karena itu mereka tidak pernah putus asa dan selalu berusaha untuk mencari kebenaran itu walaupun seringkali tidak memperoleh apa-apa.
7) Sikap teliti dan hati-hati
Seorang ilmuwan IPA memiliki sifat teliti dalam melakukan sesuatu serta hati-hati dalam mengambil kesimpulan ataupun dalam mengelurkan pendapatnya.
8) Sikap ‘curious’ atau ‘ingin tahu’
Para ilmuwan atau mereka yang berkecimpung dalam IPA akan didorong untuk ingin tahu lebih banyak, karena ilmu pengetahuan itu merupakan sistem yang utuh sehingga pengetahuan yang satu akan menunjang untuk mudah memahami yang lain, dan pengetahuan yang mereka dapatkan tentu akan memberikan ‘reinforcement’ untuk mendorong mereka mencari tahu lebih banyak.
9) Sikap optimis
Ilmuwan IPA selalu optimis, karena mereka sudah terbiasa dengan suatu eksperimentasi yang tak selalu menghasilkan sesuatu yang mereka harapkan, namun bila berhasil, temuannya itu akan memberikan imbalan kebahagiaan yang tak ternilai dengan uang. Oleh karena itu ilmuwan IPA berpendirian bahwa segala sesuatu itu tidak ada yang tidak mungkin dikerjakan.

2.6   Keterbatasan IPA
1) IPA tidak menjangkau untuk menguji kebenaran adanya Tuhan, karena IPA sengaja membatasi diri pada alam fisik.
2) IPA tidak dapat menjangkau secara sempurna tentang objek pengamatannya, karena pengamatan itu menggunakan panca indera manusia yang memang terbatas kemampuannya.
3) IPA tidak menjangkau masalah etika (tata krama) yang mempermasalahkan tingkah laku yang baik atau buruk. Juga tak menjangkau masalah estetika yang tersangkut paut dengan keindahan. Juga tidak mungkin tentang sistem nilai. Karena itu semua mengandung unsur subjektivitasyang sangat tinggi sedangkan tolak ukur IPA adalah objektivitas.


















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Berdasarkan makalah yang telah dibahas diatas maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa matematika merupakan alat bantu untuk mengatasi sebagian permasalahan menghadapi lingkungan hidupnya. Jadi, MIPA disini berarti bahwa Matematika dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki peran dan hubungan erat baik dalam hal bahasa maupun hitungan dan sebagainya. Karena seperti yang telah diketahui bahwa Matematika itu merupakan bahasa alam , sehingga terkait dengan ilmu pengatehuan alam itu sendiri maka tanpa matematika IPA tidak akan berkembang. Oleh karena itu , janganlah kita yang awam akan ilmu matematika ini beranggapan bahwa matematika itu sulit , menakutkan , kurang bermanfaat dan lain sebagainya. Jadikanlah matematika itu ilmu yang paling berguna dari semua bidang ilmu yang ada. Sebagaimana yang telah kita dengar bahwa memang Ilmu Matematika adalah gudangnya ilmu dari semua bidang ilmu yang ada.
Ternyata IPA juga mempunyai Nilai yaitu ada 2 kategori:
1.      Nilai-nilai Sosial dari IPA diantaranya : nilai etik dan estetika, nilai moral humaniora, nilai ekonomi dari IPA.
2.      Nilai-nilai Psikologis/pedagogik IPA diantaranya :
Ø  Sikap mencintai kebenaran
Ø  Sikap tidak purbasangka
Ø  Sabar bahwa kebenaran ilmu yang diciptakan manusia itu tidak pernah mutlak
Ø  Yakin akan adanya tatanan alami yang teratur dalam alam semesta ini
Ø  Bersikap toleran atau dapat menghargai pendapat orang lain
Ø  Bersikap tidak putus asa
Ø  Sikap teliti dan hati-hati
Ø  Sikap “corious” atau ingin tahu
Ø  Sikap optimis



DAFTAR PUSTAKA

Karso, dkk. 1994. Dasar-Dasar Pendidikan MIPA. Jakarta : Universitas Terbuka
http://aadesanjaya.blogspot.com/2010/10/hakikat-pembelajaran-ipa.html diakses pada 03 Nopember 2011
http://anwarholil.blogspot.com/2009/01/hakikat-pembelajaran-ipa.html diakses pada 03 Nopember 2011
Masnur Muslich. (2007). KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:PT Bumi Aksara
Muhammad Joko Susilo. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Mulyasa. (2006). Kurikulum yang Disempurnakan: Pengambangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Bandung: PT Remaja Rasdakarya


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik

Makalah Peningkatan Mutu Pendidikan