Makalah Alat- Alat Ukur AC dan DC
MAKALAH
ALAT–ALAT UKUR
NAMA : AYU MELATI
NIM : A1C312026
Dosen pengampu :
HAERUL P, SPd, MPFis
PENDIDIKAN
FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
UNIVERSITAS JAMBI
2013/ 2014
MENENTUKAN
TEGANGAN AC/DC DENGAN MULTIMETER DAN OSILOSKOP
Penulis :
Ayu Melati, 04 OKTOBER 2013
1.
LATAR
BELAKANG
Dalam
melakukan eksperimen diperlukan pengukuran dan alat yang digunakan di dalam
pengukuran yang disebut alat ukur. Di dalam kehidupan sehari-hari, alat ukur
listrik merupakan peralatan yang diperlukan oleh manusia. Karena, besaran
listrik yaitu seperti : tegangan, arus, daya, frekuensi dan sebagainya tidak
dapat langsung ditanggapi oleh indera kita. Makanya, besaran listrik tersebut
di transformasikan melalui fenomena fisis yang akan memungkinkan pengamatan
melalui indera kita.
Multimeter atau multitester
adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal sebagai VOM (Volt-Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter),
hambatan (ohm-meter),
maupun arus (amperemeter). Ada dua kategori multimeter yaitu
multimeter digital atau DMM (digital
multi-meter) dimana multimeter
yang ini merupakan yang baru dan lebih akurat hasil pengukurannya, dan multimeter analog. Masing-masing
kategori dapat mengukur listrik AC, maupun listrik DC. Sebuah multimeter merupakan perangkat genggam yang berguna
untuk menemukan kesalahan dan pekerjaan lapangan, maupun perangkat yang dapat
mengukur dengan derajat ketepatan yang sangat tinggi.
Osiloskop
adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal listrik
agar dapat dilihat dan dipelajari. Osiloskop biasanya digunakan untuk mengamati
bentuk gelombang
yang tepat dari sinyal listrik.
Selain amplitudo sinyal, osiloskop dapat menunjukkan distorsi, waktu antara dua
peristiwa (seperti lebar pulsa, periode, atau waktu naik) dan waktu relatif
dari dua sinyal terkait. Alat ukur ini dapat digunakan
sebagai alat untuk pengukuran rangkaian elektronik seperti TV, Radio
Komunikasi,dsb. Bentuk alat ini hampir sama dengan alat yang digunakan di rumah
sakit di ruang operasi. Namun untuk yang ini ukurannya kecil dari yang di
gunakan di ruang operasi.
2.
LANDASAN
TEORI
Multimeter adalah alat ukur
yang dipakai untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik, dan tahanan
(resistansi). Itu adalah pengertian multimeter secara umum, sedangkan pada
perkembangannya multimeter (multitester) masih bisa
digunakan untuk beberapa fungsi seperti mengukur temperatur, induktansi,
frekuensi, dan sebagainya. Ada juga yang menyebut sebagai VOM
(Volt/Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan (ohm-meter), maupun arus (amper-meter).
Ada dua kategori multimeter:
multimeter digital atau DMM (digital multi-meter)(untuk yang
baru dan lebih akurat hasil pengukurannya), dan multimeter analog.
Masing-masing kategori dapat mengukur listrik AC, maupun listrik DC.
Multitester analog menggunakan peraga jarum moving
coil dan besaran ukur berdasarkan arus (elektronis dan non elektronis).
Sedangkan multitester digital menggunakan peraga bilangan digital dan besaran
ukur berdasarkan tegangan yang dikonversi ke sinyal digital.
Spesifikasi Multitester
yaitu antara lain:
·
Batas Ukur dan Skala Tegangan searah (DC&AC), arus (DC), dan
resistensi
·
Sensitivitas pengukuran tegangan
·
sensitivitas pengukuran tegangan dalam ΩΩ/V/V
·
ketelitian dalam %
·
jangkauan frekuensi tegangan bolak-balik
·
yang mampu diukur (misalnya antara 20 Hz - 30 KHz).
·
baterai yang diperlukan
Multimeter analog lebih banyak
dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti para tukang servis TV atau komputer
kebanyakan menggunakan jenis yang analog ini. Kelebihannya adalah mudah dalam
pembacaannya dengan tampilan yang lebih simple. Sedangkan kekurangannya adalah
akurasinya rendah, jadi untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi
sebaiknya menggunakan multimeter digital.
Multimeter
analog terdiri dari bagian-bagian penting, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Papan skala
2. Jarum penunjuk skala
3. Pengatur jarum skala
4. Knop pengatur nol ohm
5. Batas ukur ohm meter
6. Batas ukur DC volt (dcv)
7. Batas ukur AC volt (acv)
8. Batas ukur ampere meter DC
9. Saklar pemilih (dcv, acv, ohm, ampere dc)
10. Test pin positif (+)
11. Test pin negatif (-)
Multimeter digital memiliki akurasi
yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak jika dibandingkan dengan multimeter
analog. Yaitu memiliki tambahan-tambahan satuan yang lebih teliti, dan juga
opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm
saja. Multimeter digital biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja
mengukur yang memerlukan kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga
bengkel-bengkel komputer dan service center yang memakai multimeter digital.
Kekurangannya adalah susah untuk memonitor tegangan
yang tidak stabil. Jadi bila melakukan pengukuran tegangan yang bergerak
naik-turun, sebaiknya menggunakan multimeter analog.
Fungsi dari
multimeter adalah sebagai berkut :
·
Digunakan untuk mengukur resistansi
·
Digunakan untuk mengukur tegangan DC
·
Digunakan untuk mengukur tegangan AC
·
Digunakan untuk mengukur arus DC
Osiloskop adalah alat ukur besaran
listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Pada kebanyakan aplikasi, grafik
yang ditampilkan memperlihatkan bagaimana sinyal berubah terhadap waktu.
Osiloskop terbagi menjadi dua macam yaitu, osiloskop analog dan osiloskop digital.
Dalam bidang elektronika, osiloskop merupakan instrumen ukur yang memiliki
posisi yang sangat vital mengingat sifatnya yang mampu menampilkan bentuk
gelombang yang dihasilkan oleh rangkaian yang sedang diamati. Dewasa ini secara
prinsip ada dua tipe osiloskop, yakni tipe analog (ART - analog real time
oscilloscope, ) dan tipe digital (DSO - digital storage osciloscope),
masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan.
Beberapa fungsi osiloskop adalah sebagai berikut :
a) Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.
b) Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
c) Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik.
d) Membedakan arus AC dengan arus DC.
e) Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu, dll.
a) Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.
b) Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
c) Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik.
d) Membedakan arus AC dengan arus DC.
e) Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu, dll.
Adapun Tombol umum dalam osiloskop, yaitu
Ø On/Off :
Untuk menghidupkan/mematikan Oscilloscope
Ø Ilumination
: Untuk menyalakan lampu latar.
Ø Intensity :
Untuk mengatur terang/gelapnya garis frekuensi
Ø Focus :
Untuk mengatur ketajaman garis frekuensi
Ø Rotation :
Untuk mengatur posisi kemiringan rotasi garis frekuensi
Ø CAL :
Frekuensi Sample yg dpt diukur utk mengkalibrasi Oscilloscope
3.
PRINSIP DAN
CARA MENGUKUR
Penjelasan untuk skema prinsip kerja osiloskop analog:
· Saat
kita menghubungkan probe ke sebuah rangkaian, sinyal tegangan mengalir
dari probe menuju ke pengaturan vertikal dari sebuah sistem osiloskop (Vertical
System), sebuah Attenuator akan melemahkan sinyal tegangan input
sedangkan Amplifier akan menguatkan sinyal tegangan input.
Pengaturan ini ditentukan oleh kita saat menggerakkan kenop
"Volt/Div" pada user interface Osiloskop.
· Tegangan
yang keluar dari sistem vertikal lalu diteruskan menuju pelat defleksi vertikal pada sebuah CRT (Catode Ray Tube),
sinyal tegangan yang dimasukkan ke pelat ini nantinya akan digunakan oleh CRT
untuk menggerakkan berkas-berkas elektron secara bidang vertikal saja (ke atas atau ke bawah).
· Sampai point
ini dapat disimpulkan bahwa Vertical
System pada osiloskop analog berfungsi untuk mengatur penampakan Amplitudo dari sinyal yang diamati.
·
Selanjutnya sinyal masuk ke dalam pelat defleksi vertikal. Sinyal tegangan yang
teraplikasikan disini menyebabkan berkas-berkas elektron bergerak. Tegangan
positif mengakibatkan berkas elektron bergerak ke atas, sedangkan tegangan
negatif menyebabkan elektron terdorong ke bawah.
· Sinyal
yang keluar dari Vertical System tadi juga diarahkan ke Trigger System untuk memicu sweep generator dalam menciptakan
apa yang disebut dengan "Horizontal
Sweep" yaitu pergerakan elektron secara sweep - menyapu
ke kiri dan ke kanan - dalam dimensi horizontal atau dengan kata lain adalah
sebuah ungkapan untuk aksi yang menyebabkan elektron untuk bergerak sangat
cepat menyeberangi layar dalam suatu interval waktu tertentu. Pergerakan
elektron yang sangat cepat (dapat mencapai 500,000 kali per detik) inilah yang
menyebabkan elektron tampak seperti garis pada layar (misalnya seperti daun
kipas pada kipas angin yang tampak seperti lingkaran saja saat berputar).
·
Pengaturan berapa kali elektron bergerak menyebrangi layar inilah yang dapat
kita anggap sebagai pengaturan Periode/Frekuensi
yang tampak pada layar, bentuk konkretnya adalah saat kita menggerakkan kenop
Time/Div pada Osiloskop.
· Pengaturan
bidang vertikal dan horizontal secara bersama-sama akhirnya dapat
merepresentasikan sinyal tegangan yang diamati ke dalam bentuk grafik yang
dapat kita lihat pada layar CRT.
Ø Langkah-Langkah Mengukur Tegangan Arus Bolak-Balik (AC)
dengan Osiloskop
·
Sinyal
AC diarahkan ke CH input dan stel saklar mode untuk menampilkan bentuk
gelombang yang diarahkan ke CH tersebut.
·
Distel
saklar VOLT/ DIV untuk menampilkan kira- kira 5 DIV bentuk gelombang.
·
Distel
saklar SEC/ DIV untuk menampilkan beberapa gelombang.
·
Atur
penampilan gelombang secara vertikal sehingga puncak gelombang negatif,
gelombang berhimpit dengan salah satu garis gratikul horizontal.
·
Atur
tampilan gelombang secara horizontal, sehingga puncak berimpit dengan pusat
garis gratikul vertikal.
·
Hitunglah
tegangan puncak- kepuncak ( Peaks to peaks ) dengan menggunakan
persamaan:
·
VOLT
( p.p ) = ( difleksi vertikal ) x ( penempatan saklar VOLT/ DIV ).
Ø Langkah-Langkah Mengukur Tegangan Arus Searah (DC) dengan
Osiloskop
·
Berikut ini adalah langkah-langkah
untuk mengukur tegangan arus searah (misalnya mengukur tegangan baterai) dengan
menggunakan osiloskop.
·
Pilih mode SOURCE pada LINE.
·
Pilh mode COUPLING pada DC.
·
Pilih DC pada tombol AC-DC.
·
Siapkan baterai yang akan diukur.
·
Dengan kabel penghubung, hubungkan battery
dengan salah satu channel.
·
Hal yang perlu diperhatikan sebelum
mengukur adalah, letakkan nilai 0 di layar sebaik mungkin.
·
Variasikan VOLTS/DIV pada beberapa
angka (misalnya 1, 1.5, dan 2).
·
Catat semua hasil pengukuran yang
didapatkan.
Multimeter Secara teori
dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
BU = Batas Ukur
SM = Skala
maksimum yang dipakai
JP = Jarum
Penunjuk
VAC
= Tegangan terukur
Misalnya, pada
pengukuran Batas Ukur yang digunakan adalah 250 Vc dan Skala Maksimum yang
digunakan 250, serta penunjukan jarum pada angka 200 lebih 4 kolom kecil yang
mana masing kolom bernilai 5 sehingga bila kita jumlah menunjuk angka 220. Dari
data tersebut maka diketahui BU=250, SM=250 dan JP=220. Sehingga tinggal kita
masukan ke rumus diatas sbb:
Vac = (250/250) 220
Vac = 220
Vac = 220
Sebelum digunakan pastikan multimeter tersebut dalam keadaan masih
berfungsi dengan mengecek baterai pada multimeter tersebut. Arahkan saklar
pemilih pada posisi off. Lalu pasang test pin positif dan negative. Sebelum
melakukan pengukuran (tegangan DC, tegangan AC, dan Arus DC), posisikan jarum
skala pada angka nol (disebelah kiri). Jika belum menunjuk angka nol, atur dengan
pengatur jarum skala secara pelan-pelan agar tidak rusak.
ü Cara Menggunakan Multimeter Analog
Multimeter analog dapat digunakan dengan cara-cara berikut ini:
1.
Untuk memulai setiap pengukuran, hendaknya jarum
menunjukkan angka nol apabila kedua penjoloknya dihubungkan. Putarlah
penala mekanik apabila jarum belum tepat pada angka nol (0).
2.
Putarlah sakelar pemilih ke arah besaran yang akan
diukur, misalnya ke arah DC mA apabila akan mengukur arus DC, ke arah AC V
untuk mengukur tegangan AC, dan ke arah DC V untuk mengukur tegangan DC.
3.
Untuk mengukur tahanan (resistor), sakelar pemilih diarahkan ke sekala ohm dan nolkan
dahulu dengan menggabungkan probe positif dan negatif. Apabila belum
menunjukkan angka nol cocokkan dengan memutar ADJ Ohm.
4.
Sambungkan penjolok warna merah ke jolok positif dan
penjolok warna hidam ke jolok negatif.
5.
Untuk pengukuran besaran DC, jangan sampai terbalik
kutub positif dan negatifnya karena bisa menyebabkan alat
ukurnya rusak.
ü Cara Menggunakan Multimeter Digital
Cara menggunakannya sama dengan multimeter analog, hanya lebih sederhana
dan lebih cermat dalam penunjukan hasil ukurannya karena menggunakan display 4
digit sehingga mudah membaca dan memakainya.
1.
Putar sakelar pemilih pada posisi skala yang
kita butuhkan setelah alat ukur siap dipakai.
2.
Hubungkan probenya ke komponen yang akan kita ukur
setelah disambungkan dengan alat ukur.
3.
Catat angka yang tertera pada multimeter digital.
4.
Penyambungan probe tidak lagi menjadi prinsip
sekalipun probenya terpasang terbalik karena display dapat memberitahu.
ü Mengukur tegangan AC dengan multimeter
1.
Pertama-tama harus diingat bahwa apakah yang diukur
itu tegangan AC atau DC, kalau AC Atur
Selektor pada posisi ACV.
2.
Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar
tegangan yang akan di cek, jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur
posisi skala di batas ukur 50V. Saklar
Batas Ukur menunjuk AC Volt, ke angka yang lebih tinggi dari batas ukur.
3.
Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui
besarnya
4.
Tempelkan colok yang satu ke (+) dan yang lain ke (-)
karena yang akan diukur arus arusnya bolak-balik. Hubungkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan
dicek. Pemasangan probe multimeter boleh terbalik.
5. Kemudian dibaca hasil ukur pada
multimeter.
Untuk mengukur tegangan DC secara prinsip tak ubahnya dengan AC . Hanya perlu diperhatikan kabel colok alat ukur harus disambung pada kutub dari sumber tegangan.
ü Mengukur tegangan DC dengan multimeter
a.
Atur Selektor pada posisi DCV jikalau mau mengukur tegangan DC.
b.
Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar
tegangan yang akan di cek, jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur
posisi skala di batas ukur 50V.
c.
Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya
maka atur batas ukur pada posisi tertinggi supaya multimeter tidak rusak.
d. Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik
tegangan yang akan dicek. Waktu mengadakan
pengukuran, colok merah (+) ditempatkan pada (+) dan colok hitam (-)
ditempatkan pada (-). Tidak boleh terbalik.
e.
Kemudian dibaca hasil ukur pada multimeter.
4.
KESIMPULAN
Multimeter adalah alat untuk
mengukur harga resistensi (tahanan),tegangan AC (Alternating current),tegangan DC (Direct current), dan arus DC.` Ada
dua kategori multimeter, yaitu :
ü Multimeter digital atau DMM (digital
multi-meter),untuk yang baru dan lebih akurat hasil pengukurannya).
ü Multimeter analog.
ü Multimeter Secara teori dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
BU = Batas Ukur
SM = Skala maksimum yang dipakai
JP = Jarum Penunjuk
VAC = Tegangan terukur
Osiloskop adalah alat ukur yang di gunakan untuk memetakan
atau membaca sinyal listrik maupun frekuensi. Osiloskop di gunakan dalam
pengukuran rangkaian elektronik seperti stasiun pemancar radio, TV, atau dalam
kegunaan memonitor frekuensi elektronik seperti di rumah sakit dan untuk
kegunaan-kegunaan lainnya.
5. DAFTAR
PUSTAKA
§ http://id.wikipedia.org/wiki/Multimeter
§ http://www.sisilain.net/2010/10/pengertian-dan-fungsi-multimeter.html
§ http://marulloh.multiply.com/journal/1/PRINSIP_KERJA_MULTIMETER
§ http://anggitsetiyadi87.blogspot.com/2011/01/alat-bantu-dan-ukur listrik.html
§ http://lpwi.blogspot.com/2011/03/cara-menggunakan-oscilloscope.html
§ http://melanie-fisika13.blogspot.com/2011/12/osiloskop.html
§ http://noviamalinda.blogspot.com/2011/12/prinsip-osiloskop.html
6. LAMPIRAN
Multimeter
analog Multimeter
digital
OSILOSKOP
Komentar
Posting Komentar